NgalamNews – Gelombang masyarakat dalam membeli minyak goreng di seluruh Indonesia cukup banyak. Bahkan wilayah Kota Malang pun juga mengalami dampak yang serupa.

Salah satu warga, Andin (28) mengaku, ia harus keliling ke minimarket untuk membeli minyak goreng bagi kebutuhan rumah tangganya.

“Biasanya beli di minimarket dekat rumah saya dijalan Bondowoso. Ternyata malah disana sudah habis. Akhirnya belinya sampai ke minimarket lainnya,” ucap dia saat ditemui, Jumat (21/1/22).

Saat bersamaan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Disperindag Jatim Drajat Irawan, dan Walikota Malang Sutiaji melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke 3 lokasi seperti minimarket di Jalan Terusan Dieng, Jalan Langsep, dan Operasi Pasar Murah PCNU Kota Malang.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa bilang, titik-titik wilayah aglomerasi sangat penting untuk mengendalikan stabilitas harga komoditas tertentu, termasuk minyak goreng.

Namun, ia menjamin stok dan harga minyak goreng tidak akan berubah hingga 6 bulan kedepan. “Khusus harga minyak goreng, insya allah sampai 6 bulan kedepan itu dijamin harga standar Rp 14 ribu per liter & stoknya aman bagi semua merek,” tegas Khofifah.

Ditanya soal aksi beli minyak goreng yang masif, ia menambahkan butuh ada pengendalian dari pihak Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) dan pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan monitoring ke lapangan.

“Segera melakukan monitoring ke lapangan, mungkin stoknya kecil atau lainnya. Jadi tolong dari distribusi retail modern, karena dari pasar tradisional diberikan waktu penyesesuaian seminggu terkait dari minyak goreng satu harga,” tuturnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Drajat Irawan bilang, stok minyak goreng di Indonesia saat ini terbilang cukup untuk 6 bulan kedepan.

“Stok cukup diatas 2m liter lebih sampai 6 bulan tetep aman. Nanti kita koordinasikan dengan pemerintah Kabupaten/Kota terkait masalah ini,” kata Drajat.

By Riyadi