NgalamNews – Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), tim mahasiswa yang terdiri dari Widad Lazuardi, As’ad Rosyadi, Nurdin Khoirurizka, dan Dinar Arsy Anggarani dengan menciptakan prototype portable terrarium terintegrasi akuaponik untuk solusi budi daya saffron dan ikan hias.Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) menciptakan inovasi yang menggabungkan terrarium dan akuaponik dalam satu alat. Alat portable terrarium terintegrasi akuaponik ini bernama MYFARM.

Saat ini, tanaman saffron menjadi komoditas tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat. Tanaman saffron memiliki banyak manfaat, contohnya pada bidang kesehatan, kecantikan, dan kuliner. Tingginya permintaan masyarakat akan saffron di pasaran, membuat pasar Indonesia perlu memenuhi kebutuhan saffron dengan cara impor, karena saffron sulit dibudidayakan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan iklim dan ekosistem yang berbeda dengan negara asal saffron. Saffron yang istimewa memiliki parameter kesuburan tertentu mengakibatkan perawatan tanaman saffron membutuhkan ketelitian dan perlakuan yang tepat.

Masa pandemi Covid-19  seperti ini membuat masyarakat membuka berbagai peluang usaha dan kegemaran, contohnya budidaya ikan hias. Salat satu contoh ikan hias adalah ikan guppy. Saat ini ikan guppy tengah melejit esistensinya. Memelihara ikan guppy dapat menghilangkan stres dan menjadi hobi baru ketika perusahaan memberlakukan kerja dari rumah. Selain perawatan yang mudah, ikan ini juga indah dipandang dengan ekor yang mempesona.

MYFARM merupakan alat budi daya yang mengintegrasikan antara dua sistem yaitu terrarium dan akuaponik yang memungkinkan untuk membudidaya tanaman dan ikan hias dalam satu alat. MY FARM dapat dibongkar pasang dan dipindah dengan fleksibel. MYFARM didukung oleh IoT dan machine learning yang membantu dalam pemeliharaan dan  monitoring saffron dan ikan hias dengan cara membuat rekayasa ekosistem, sehingga saffron dan ikan hias dapat tumbuh dengan baik dan optimal di Indonesia.

 “MYFARM cocok untuk petani saffron, masyarakat peminat budi daya saffron, dan masyarakat yang minat budi daya ikan hias”, ujar Widad Lazuardi di Fakultas MIPA UM (22/08).

“Inovasi alat ini merupakan ide cemerlang yang dapat menyelesaikan masalah keterbatasan budi daya yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan” tambah As’ad Rosyadi.

Teknologi yang terintegrasi dalam MYFARM diharapkan dapat menyesuaikan kondisi kebutuhan tanaman saffron, ikan guppy, hingga prediksi panen melalui aplikasi android dan web interface khusus MYFARM.

 “Prototype ini masih dalam proses pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual meliputi Hak Cipta dan Hak Paten”, ujar As’ad Rosyadi (23/08).

By Riyadi