NgalamNews– Bahasa daerah lazim umumnya digunakan dalam kehidupan bermasyarakat, tak terkecuali bahasa Jawa yang digunakan di wilayah Malang Raya. Namun, rupanya bahasa Jawa merupakan suatu “hal yang sulit” bagi mahasiswa luar jawa yang melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Malang. Banyak dari mereka mengatakan bahwa memahami dan berbicara bahasa Jawa cukup sulit terutama dalam lingkup pertemanan dan lingkungan tempat tinggal yang seringkali digunakan dalam tindak cakapnya.
Untuk itu, Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan inovasi terbaru yang bermanfaat bagi sesama. Hal tersebut dibuktikan dengan dikembangkannya aplikasi berlebel Jawi. Adapun aplikasi tersebut dikembangkan oleh 5 orang mahasiswa UM lintas jurusan, diantaranya: Danny Firmansyah (Pendidikan fisika), M. Syahrul Alfianto (Fisika), L. Gilang Obidia Ramadhani (Teknik informatika), Awal Ciptaning Kanugrahan (Pendidikan bahasa, sastra indonesia, dan daerah), dan M. Izzul Aufa (Teknik industri).
Jawi merupakan aplikasi bahasa jawa, didesain khusus untuk mahasiswa yang berasal dari luar jawa yang tengah menimba ilmu di Kota Malang. Aplikasi tersebut bertujuan untuk mempermudah komunikasi berbahasa jawa serta mengeratkan interaksi sosial di kalangan masyarakat lokal Kota Malang yang notabene-nya berbahasa jawa. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan Danny dan tim, ada beberapa faktor yang mendasari dikembangkannya aplikasi Jawi, yakni mahasiswa baru yang tidak bisa berbahasa jawa membuat mereka merasa minder, kesulitan bersosialisasi, merasa terasingkan, kurang nyaman dengan keadaan sekitar, bahkan ada beberapa dari mereka yang mendapat pembullyan, dan kesulitan memaknai penjelasan dosen yang terbiasa menggunakan bahasa jawa.
Pengembangan aplikasi ini memakan waktu kurang lebih 1,5 bulan. Pada proses pengembangan tersebut tim pengembang yang terdiri dari 5 orang mahasiswa UM ini berkoordinasi lebih banyak menggunakan platform digital. Hal tersebut dikarenakan kondisi Covid-19 yang belum usai hingga saat ini. Di tengah keterbatasan komunikasi dan interaksi secara langsung tidak menyurutkan semangat kelima mahasiswa UM untuk mengembangkan aplikasi Jawi. “Selalu menjaga komunikasi via online, memahami karakter masing-masing anggota, dan sering melakukan pertemuan secara online merupakan upaya kami agar tidak mudah menyerah.” Ucap Danny, ketua tim pengembangan aplikasi Jawi. Itulah beberapa saran untuk menguatkan komunikasi, sehingga kelima mahasiswa ini berhasil mengembangkan aplikasi bermanfaat bagi mahasiswa pendatang di Kota Malang.